Jumat, 11 April 2014

3. Sistem Hormon

Sistem Hormon
  • Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh senyawa organik.
  • Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti homeostasis (pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan), metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
  • Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu, karena hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung masuk ke pembuluh darah.
Ciri – ciri hormon adalah sebagai berikut :
  • Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sedikit.
  • Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.
  • Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target.
  • Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
  • Dapat memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
  • Hormon bekerja atas perintah dari saraf.
  • Sistem yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di daerah hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.
  • Karena hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan yang timbul akan mudah ditelusuri.
  • Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.
Ada 7 kelenjar endokrin yang dimiliki manusia :
  1. Kelenjar hipofisis
  2. Kelenjar Tiroid
  3. Kelenjar Paratiroid
  4. Kelenjar adrenal (anak ginjal)
  5. Kelenjar kelamin
  6. Kelenjar pankreas
  7. Plasenta

1. Kelenjar hipofisis 

  • Terletak pada dasar otak besar.
  • Berukuran kecil dan bulat dengan diameter 1,3 cm.
  • Mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur bermacam – macam kegiatan yang berlangsung dalam tubuh.
  • Disebut kelenjar pengendali atau mastergland.
  • Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu hipofisis lobus anterior dan hipofisis lobus posterior, dan dihubungkan dengan hipotalamus.
  • Di antara kedua lobus terdapat daerah yang tidak ada pembuluh darahnya, disebut Hipofisis pars intermedia.
HIPOFISE DIBAGI MENJADI 3 lOBUS
  1. Hipofise Lobus anterior
  2. Hipofise Lobus posterior
  3. Hipofisis Pars Intermedia :
Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon :
  1. Somatotropin (STH) : merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
  2. Tirotropin (TSH) : mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok, merangsang sekresi tiroksin.
  3. Prolaktin (PRL) : memelihara korpus luteum untuk memproduksi prgesteron dan ASI.
  4. Adrenocorticotrpic Hormone (ACTH) : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal pada bagian korteks.
  5. Hormon gonadotropin Hormon gonadotropin pada wanita : LH : memengaruhi pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon progesteron. FSH : merangsang pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon estrogen Hormon gonadotropin pada pria FSH : merangsang terjadinya spermatogenesis. ICSH : merangsang sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen.
Hipofisis lobus posterior menghasilkan hormon :
  1. Oksitosin : merangsang otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat pada kelenjar susu.
  2. Vasopresin : memengaruhi proses rearbsorpsi urin dan urea, meningkatkan tekanan darah.
Hipofisis Pars Intermedia :
  1. Menghasilkan MSH untuk meningkatkan pigmentasi kulit.
2. Kelenjar Tiroid 
  • Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
  • Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin.
  • Hormon tiroksin dan triyodotironin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
3. Kelenjar Paratiroid 
  • Terletak di belakang kelenjar tiroid.
  • Menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion Ca dan P dalam cairan ekstraseluler.
4. Kelenjar adrenal (anak ginjal) 
  • Terletak di atas ginjal.
  • Terbagi atas 2 bagian, yaitu korteks dan medula.
  • Bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokrtikoid (membantu metabolisme garam Na dan K) dan glukokortikoid (membantu metabolisme karbohidrat).
  • Bagian medula menghasilkan hormon adrenalin, yang berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung, kecepatan pernafasan dan tekanan darah, dan noradrenalin, yang fungsinya terbalik dengan adrenalin.
5. Kelenjar kelamin
Ovarium
  • Menghasilkan ovum
  • Menghasilkan hormon estrogen
  • Menghasilkan hormon progesteron.
  • Hormon Estrogen : berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
  • Hormon. Progesteron: berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi
Testis
  • Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron.
  • Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
6. Kelenjar pankreas
  • Menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
  • Insulin berfungsi untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen saat kadar glukosa dalam darah tinggi.
  • Glukagon berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa saat kadar glukosa dalam darah rendah.
7. Plasenta 
  • Merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan bayi di dalam rahim.
  • Menghasilkan Hormon :
  1. Gonadotropin korion
  2. Estrogen
  3. Progesteron
  4. Somatotropin
    Gonadotropin korion 
    • meningkatkan pertumbuhan korpus luteum serta sekresi estrogen dan progesteron.
    Estrogen :
    • meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin.
    Progesteron
    • meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin.
    Somatotropin
    • meningkatkan pertumbuhan jaringan janin, membantu perkembangan payudara ibu.
    Gangguan yang timbul akibat kekurangan atau kelebihan hormon : 
    • Gigantisme : kelebihan hormon pertumbuhan dan STH, sehingga badan bertumbuh sangat besar.
    • Kretinisme : kekurangan hormon pertumbuhan dan STH, sehingga pertumbuhan badan terhambat.
    • Akromegali : kelebihan hormon pertumbuhan dan STH, sehingga terjadi pertumbuhan tidak seimbang pada tulang tangan, jari kaki, rahang, atau tulang hidung.
    • Tetani : kekurangan hormon parathormon, sehingga kadar kapur dalam darah menurun, kejang otot pada tangan dan kaki, jari tangan membengkok ke arah pangkal, gangguan saraf dan sulit tidur.
    • Diabetes melitus : kekurangan hormon insulin, sehingga kadar gula dalam darah berlebihan. Badan lemas, sering merasa lapar dan urin yang dikeluarkan jumlahnya banyak.
    • Adison : kerusakan kelenjar anak ginjal pada bagian korteks.
    • Penderita mengalami kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah – muntah.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar